ASPIRASINEWS, Barito Timur – RAT Koperasi Bartim Sawit Sejahtera atau BSS menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang bermitra dengan perusahaan kelapa sawit PT Surya Graha Manunggal atau SGM tahun buku 2024, di Gedung Pertemuan Umum Mantawara Tamiang Layang, Jumat 28 Februari 2025.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten Dua, Amrullah yang mewakili Bupati Barito Timur, M Yamin, nampak hadir Kepala DisdagkopUKM Barito Timur, Berson, Manajemen PT SGM, Ketua Koperasi, Priadi dan jajaran pengurus Koperasi Bartim Sawit Sejahtera dan anggota, camat, lurah, kepala desa terkait serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya yang mewakili Bupati Barito Timur, M. Yamin, Amrullah menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung kemajuan sektor perkebunan dan pertanian, khususnya industri kelapa sawit di Barito Timur.
“Koperasi BSS telah membuktikan perannya sebagai penggerak kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar perkebunan. Melalui kerja sama yang baik, koperasi ini mampu mengembangkan plasma sawit yang berkelanjutan dan menguntungkan,” ujarnya.
Ia berharap melalui forum RAT, pengurus dan anggota koperasi dapat bertukar pengalaman, merumuskan strategi, serta mencari solusi bersama untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan.
“Saya mengapresiasi kerja sama antara anggota, pengurus koperasi, dan manajemen PT SGM yang telah berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Semoga Koperasi BSS terus berkembang dan memberikan manfaat lebih luas bagi anggotanya maupun masyarakat,” tambah Amrullah.
Sementara itu, Ketua Koperasi BSS, Priadi, mengungkapkan bahwa RAT tahun ini dihadiri sekitar 400 anggota dari total 900 anggota koperasi yang terdaftar. Rapat tersebut beragendakan pembahasan laporan pertanggungjawaban tahun buku 2024.
“Secara umum, kondisi koperasi terus menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan laporan manajemen, setiap tahun selalu ada peningkatan dalam kinerja dan hasil usaha,” jelas Priadi.
Ia optimistis bahwa jika utang koperasi di bank berhasil dilunasi dalam beberapa tahun mendatang, maka sisa hasil usaha (SHU) yang diterima petani plasma akan meningkat secara signifikan.
“Saat ini, rata-rata petani plasma memperoleh pendapatan sekitar Rp700 ribu per hektare per bulan. Ke depan, kami berharap angka ini bisa lebih tinggi sesuai harapan petani dan pemerintah,” pungkasnya. (Ahmad Fahrizali)












